Java Script

Saturday, February 5, 2011

Selamat jalan Bro-ku


Seuntai kata untukmu yang telah pergi

Aku pernah melewati hari-hari yang membuat aku selalu sibuk mengemaskan rumah karena tak ingin lelaki itu marah dan ceramah panjang lebar
Aku pernah melawati hari-hari yang penuh dengan tawa riuh ketika aku harus berteriak saat berbicara padanya dan melihat tingkah polanya menggelikan
Aku pernah melawati hari-hari yang menegangkan ketika penyakitnya kumat dan terlihat tak berdaya
Dan Aku pernah pula, melewati hari-hari yang membuat hati ini bergejolak melihat tingkahnya yang terkadang kekanak-kanakan
Aku bahagia pernah melewati hari bersamanya
Belajar bagaimana menata kamar
Melipat baju
Belajar arti keluarga
Arti kekayaan
Arti hari tua
Arti menepati janji
Bro, aku akan merindukanmu
Merindukan saat-saat kita makan dan kau tidak mendengar godaanku“bro, ayo bro tambah nasi dan lauknya. Hahahaha .“ padahal pantaskah seorang eyang ku panggil bro, seperti teman sepermainan saja. Tapi inilah tanda sayangku padanya.
Semoga Allah memberimu tempat terbaik
Kembalilah dengan tenang keharibaanNya
Wahai Allah
Ampunilah dia. Kasihanilah dia. Maafkanlah dia…
Muliakanlah tempat kembalinya. Luaskanlah tempat masuknya.
Dan mandikanlah dia dengan air salju dan embun.
Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana pakaian yang putih di bersihkan dari segala kotoran.
Gantilah untuknya rumah yang lebih baik daripada rumahnya.
Masukkanlah dia kesyurga dan lindungilah dia dari siksa kubur dan fitnahnya.
Serta lindungilah ia dari siksa neraka. Amin.

Diary, 29-9-2010



Atas nama Rabb yang Agung,
Baru terhitung Sembilan hari aku di STAIN Pontianak. Kudapati suasana yang kontras dari sebelumnya ketika di SD,SMP,dan SMA. Dulu,masa – masa awal pembelajaran, aku masih dapat berlenggang alias masih bisa bersantai-santai, belum banyak tugas dan beban pikiran. Namun tidak seperti itu, ketika diri ini sudah menginjakkan kaki di perguruan tinggi .Aku merasakan hal yang belum pernah kualami ketika menjadi seorang siswa. Mulai dari mendaftar kuliah sendiri, mengurus administrasi (khk,krs, dll) sendiri, inisiatif mencari dosen, atau mencari bahan kuliah. Intinya, semua harus BERDIKARI (berdiri di kaki sendiri). Selain itu dari segi peraturan, kita bebas berpakaian (dalam konteks tetap menutup aurat), jika tidak masuk berminggu,berbulan-bulan, tidak mengerjakan tugas, kuliah hanya DDP (Duduk,Diam, Pulang), tak akan ada yang menghukum, palingan dosen bakal bilang “siapa loe,gak lulus, Emang Gue Pikirin???” ^_^.
Pilihan ada di tangan masing-masing individu. Pertanyaannya adalah, mau jadi apa kita, menjadi mahasiswa siluman atau menjadi mahasiswa yang sesungguhnya??? Menurut hematku, Mahasiswa siluman adalah mahasiswa yang penglihatan mata orang saja ia mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, memakai almamater, dan ke kampus. Tapi dari segi moralnya, ia tidak jauh seperti orang yang tidak berpendidikan, malah mungkin lebih bobrok. Penambahan embel-embel kata “Maha”, bukan merupakan sebuah pemberian belaka, tentu ada filosofi di dalamnya. “mahasiswa harus lebih dari siswa!” kurang lebih seperti itu penggalan kata penuh semangat yang masih lekat kuingat ketika bu Yusdiana (ketua Prodi Tarbiyah) memberikan pengarahan di hari pertama masuk perkuliahan. Kata “lebih” pada kutipan di atas, menimbulkan gejolak di dalam diri ini, apa yang harus “Lebih”???
Maka dari itu, setiap kita di tuntut untuk menjadi mahasiswa yang sesungguhnya. Manusia pembelajar yang memiliki good intellectual dan akhlakul karimah. Seorang mahasiswa, tidak hanya memberdayakan otaknya, tapi juga memberdayakan moralnya, menjadi manusia yang mengamalkan tri darma perguruan tinggi.
Jika di analogikan dengan anak bayi,perjalananaku di STAIN Pontianak, seperti bayi yang belajar untuk berdiri. Rasa sakit sakit akan sering kurasa, karena aku akan banyak terjatuh, banyak AGHT (ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan) yang akan ku hadapi saat proses pembelajaran. Tak penting seberapa banyak aku jatuh, tapi yang terpenting adalah seberapa banyak aku bangkit, mencoba, mencoba, dan terus mencoba. Di dinding kamar, tepat di atas tempat tidur, telah kutempel kertas yang berisi namaku dan di belakangnya di bubuhi gelar S.Pdi. Bukan hendak menyombong,tak bermaksud mendahului takdir Allah (benar-benar selesai kuliah atau berhenti di tengah jalan), tapi aku belajar untuk memberi semangat pada diriku sendiri. Setiap bangun tidur, aku menatap kertas itu, begitu pula ketika akan tidur. Aku yakin, dengan doa, kerja keras, di sertai SAJUTA (Sabar Jujur dan tawakkal), aku akan mencapai apa yang kuimpikan. Amin.
“selamat datang di universitas kehidupan. Universitas yang akan mengajarkan betapa keras dan berbatunya jalan menuntut ilmu, mengajarkan arti perjuangan; perjuangan melawan kerasnya zaman, perjuangan membela hak-hak rakyat,dan perjuangan untuk mendapatkan DBAS (Dunia Bahagia Akhirat Surga)”
Semoga kita (mahasiswa) dapat menyelesaikan pendidikan di STAIN Pontianak ini dengan hasil yang terbaik, bukan karena suap menyuap, bayar membayar,tapi hasil keringat dan air mata sendiri, karena itu semua tak akan jadi sia-sia. Ya Rabb, bimbing kami untuk jadi Mahasiswa yang sesungguhnya. Amin.