Java Script

Friday, June 10, 2011

SEBUAH ARTI



Mahadaya Senja

Apakah arti aku hidup ini?
Jika siang dan malam
Hanya di batasi oleh kelelahan menumpuk pundi-pundi
Jika hidup untuk makan
Hidup untuk bebas
Hidup adalah tempat ujian penyakit dan kemiskinan
Hidup untuk memenuhi hasrat libido yang berlari lepas
Untuk apa aku hidup dan akhirnya di cabut pula nikmat-nikmat dari kerongkongan?
Apakah pula arti aku mencintai?
Jika sakit hati yang sering merendam rasa
Jika kekecewaan yang kureguk
Tiap kali orang yang kucintai melakukan hal yang tak kuharapkan
Jika mencintai harus akrab dengan perselisihan bahkan perceraian
Jika mencintai adalah kesiapan untuk di tampar
Di pukul,bahkan terbunuh oleh cinta yang gelap mata
Jika mencintai pada akhirnya tak bersama
Dan hidup dengan pasangan masing-masing
Apa pula arti aku beribadah menyembahMu, ya Allah?
Jika tiap kali maksiat kubuat tanpa malu di hadapanMu
Jika beribadah menangis, bertobat
Lalu sesat lagi, bahkan lebih pahit
Jika beribadah itu adalah ruku’, sujud, dan salam
Untuk apa aku beribadah jika aku belum malu menghadapMu
Dengan hatiku yang kotor
Pakaian imanku usang dan dekil
Karena debu dosa yang kupakai untuk bersuci
Allah…
Untuk apa malam-malamMu kutegakkan
Lalu kuhancurkan lagi dengan perkara terlaknat di siang harinya
Aku malu menghadapMu
Gejolak bara api naar bagai terasa melempuhkan kulit-kulitku
Ya Rabbi,
Pintu-pintuMu kuketuk lagi
Kau buka atau tidak
Tak akan kupaksakan

KEHILANGAN


Mahadaya Senja

Aku akan kehilanganmu
Dalam dua kulit kering yang menyatu
Melukis keindahan tanpa kata
Menutup rapat celah jiwa yang ragu
Akan hilang terbasuh semu

Aku akan kehilanganmu, dua kali
Dalam perjanjian dusta pada hati lain yang getir
Mengakhiri dilema kulit kering
Hanya sanggup melagak tegar kehilangan nirwana
Akan pudar pertalian bisu ini

Aku akan kehilanganmu, tiga kali
Dalam perbatasan dua nyawa yang bergema
Nafasku yang mengisi ronggamu
Ikut pergi bersama kearifan dunia mimpi
Waktu melepaskan jemari-jemari yang berdosa
Akan tenang di kandung tanah yang basah

Aku akan terus kehilanganmu
Di batas sadar ataupun di pelupuk asa
Desah nafasmu akan berakhir
Kala perjanjian kita terhantuk pada hal yang kau cari
Dalam isyarat kata yang syahdu
Hanya kita
Dia saksinya


MEI 2011