Java Script

Tuesday, June 7, 2011

BERTANYALAH!

Mahadaya Senja

Tanyalah anak-anakku, jika tak mengerti
Kebingungan adalah jawaban pastinya
Acungkan tangan!
Agar nilai-nilai raportmu 7, 8, bahkan 9
Ketidak tahuanmu adalah prestasi

Tanyalah jika ingin jadi anak negeri yang baik
Yang menghargai pahlawan tanpa tanda jasa
Kengawuran adalah intelektual
Calon-calon cendikia yang menebar kehampaan
Membuat orang-orang bodoh tertinggal
Dan terkapar karna jawaban yang berputar-putar

(detik2 )

BIJAK DARI ORANG LAIN

(Fairuz El Fath)


Seorang teman bercerita padaku tentang perkelahiannya dengan sang kekasih. Padahal ia tahu kalau aku belum pernah berpacaran. Ia menangis-nangis di depanku, dan sebagai teman yang baik, aku mencoba memberikan saran kepadanya. Seorang teman sekelas, juga menghampiriku untuk mengeluhkan kondisinya di rumah kost yang tidak kondusif untuk belajar. Dalam hatiku berkata,asal kau tahu saja, aku juga punya masalah yang sama teman, tapi selalu kupendam masalah ini sendiri. Seorang teman karib juga datang menceritakan dukanya padaku tentang keluarganya yang akan bercerai. Ia malah berniat untuk bunuh diri, dan tentu saja aku melarangnya,menasehatinya.
“Huh, menasehati? Apa aku ini sudah sempurna? Apa aku layak menasehati orang lain? padahal diri ini baaaaaanyak (panjang ya. Begitulah aku mengekspresikan kesalahan yang benar-benar banyak) kekurangan.” batinku bertanya.
Akupun terkadang terkesiap, diam seorang diri mendapati kebingungan. Aku ini manusia biasa. Aku juga punya banyak masalah. Tapi mereka malah datang mengadukan masalahnya kepadaku. Begitu percayakah mareka padaku? Hingga mereka “curhat” bahkan meminta solusi dari seorang hamba Allah yang hina ini.
Bertahun-tahun pertanyaan itu mengawang-awang dalam pikiranku, tapi tak ada jawaban yang kudapati. Hingga sebuah jawaban kutemukan sendiri ketika aku menghadapi masalah yang sama dengan masalah orang-orang yang pernah bercerita padaku. Aku menjadi lebih bijak, tidak terkejut, bahkan stress menghadapinya. Karena apa? karena aku pernah belajar memposisikan diri, dulu, di saat masalah itu hanya menjadi sebuah persoalan yang sebatas omongan.
Seharusnya aku tidak mengeluh, dan menikmati pembelajaran tersirat Allah ini. Mari siapapun kita, jika orang-orang yang ada di dekat kita sering menjadikan kita tempat curahan hati mereka, berbahagialah! Karena ada banyak hikmah di dalamnya. Hikmah itu antara lain : pertama, kita di nilai sebagai orang yang amanah,tidak bermulut “ember” , menceritakan aib saudaranya pada orang lain (amin, semoga saja memang demikian), sehingga tidak sungkan untuk blak-blakkan pada kita. Saya dan anda harus mempertahankan itu!. Kedua, kita di nilai sebagai pendengar yang baik. Ada orang yang ketika di minta untuk menjadi pemberi solusi, malah bicara berlebihan, dan terkesan mengintimidasi orang yang sedang curhat. Berharap agar mengurangi beban pikiran, eh, malah bertambah ruwet karena komentar kita. Ketiga, Allah ingin mengajari kita untuk menjadi orang yang membuka mata hati, belajar sabar, tangguh, dan mawas diri ketika ada orang yang mencurahkan durjananya pada kita. Membuka mata hati untuk bicara bukan atas nama kesombongan (telah di percaya orang), tapi bicara atas nama Allah yang menyambungkan pengajarannya kepada manusia melalui perantara kita. Sabar dan tangguh ketika prahara itu merundung kita, setelah kita memberikan nasehat kepada orang lain. Kita akan menjadi lebih siap dan tak gentar menghadapi masalah itu, karena Kita pernah memberikan pilihan kepada orang lain untuk menyelesaikan masalah itu. Serta Mawas diri untuk semakin percaya bahwa tiada kekuatan, tiada sandaran yang lebih menentramkan hati selain Allah.
Manusia akan sedikit merasa lega ketika melepaskan beban pikirannnya, bertukaran pikiran kepada manusia lain. Tapi itu tak akan membuat hati lega dengan mutlak, karena Allah-lah yag memiliki ketentraman.
Bukan bermaksud sok bijak, hanya membuat refleksi untuk diri sendiri. Serta mengajak kita untuk menikmati hidup menjadi “ladang curhatan orang lain”. Berbahagialah menjadi bagian dari hikmah Allah. mari, layani mereka dengan ketulusan, agar Allah membalasnya dengan kebaikan. Amin.


Fairuz El Fath (sesobek Refleksi MS)
Ahad, 22 Mei 2011