(Tika,dimana dirimu kini?)
Malam yang ganas
Sudah sejak dulu malam adalah belati yang mematikan
Gemerlap malam yang merasuk tak terasa kehadirannya
Membuat hanyut
Hingga dia mengikuti arus dan berujung di tepi hulu
Gadis itu,
Anugrah bagi kedua orang orang tuanya
Kini berlumur lumpur hitam dan berbau amis
Yang baru saja di cumbu rayuan gombal dunia hipokrit
Gadis itu,
Menghabiskan malam dengan mendekap kepingan luka
Mengutuk diri
Layaknya anai-anai yang lemah
Lelaki membuatnya kotor
Menitipkan benih dan setelah itu pergi
Terkutuk,
Tak punya otak.
Tak cukup aku mencerca
Belang muka tak bisa sirna
7 April 2008
No comments:
Post a Comment